Toko Louis Vuitton | Gambar: Hapus percikan
Penjualan LVMH Q1: Saham LVMH, grup barang mewah terbesar di dunia, naik sekitar 2 persen pada awal perdagangan Rabu. Respon positif ini muncul setelah perusahaan melaporkan angka penjualan kuartal pertama yang memenuhi ekspektasi analis, sehingga mengurangi kekhawatiran investor terhadap prospek industri, khususnya di Tiongkok.
Penjualan LVMH untuk kuartal yang berakhir pada bulan Maret naik 3 persen menjadi €20,69 miliar ($22 miliar), sejalan dengan prediksi analis. Berita ini merupakan kabar baik bagi sektor barang mewah, yang tengah menghadapi kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan di Tiongkok, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Kekhawatiran Tiongkok mereda
Kinerja LVMH berbeda dengan pemilik Gucci, Kering (PRTP.PA), yang bulan lalu mengeluarkan peringatan mengejutkan mengenai penurunan penjualan sebesar 10 persen pada kuartal pertama, didorong oleh penurunan tajam di Asia. LVMH, di sisi lain, melaporkan bahwa meskipun penjualan di Asia (tidak termasuk Jepang) turun 6 persen, pembelian oleh pembeli Tiongkok secara global sebenarnya tumbuh sebesar 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa LVMH mungkin mampu mengatasi tantangan di Tiongkok dengan lebih efektif dibandingkan beberapa pesaingnya.
Kepercayaan investor terjamin
Analis di JP Morgan menyoroti kinerja positif divisi Fashion & Barang Kulit LVMH, yang mencakup Louis Vuitton dan Dior. Segmen ini, yang sebelumnya mendapat sorotan karena kekhawatiran kenaikan harga yang berdampak pada permintaan produk kelas atas, tumbuh sebesar 2 persen, memenuhi ekspektasi analis dan pasar. Kinerja ini dipandang sebagai tanda masih kuatnya minat konsumen terhadap barang-barang mewah, meskipun ada tantangan ekonomi.
Berita positif dari LVMH juga tampaknya menguntungkan pesaingnya, Hermes (HRMS.PA), yang sahamnya naik 1 persen setelah pengumuman hasil LVMH. Hal ini menunjukkan bahwa investor merasa lebih percaya diri terhadap sektor barang mewah secara keseluruhan setelah kinerja LVMH yang meyakinkan.
(Dengan masukan Reuters.)